This is my Personal Blog which share about experience, social life, and knowledge.

November ceria…

Dalam hokum fisika yang dulu saya pernah belajar di SMA, tertulis :

Aksi = - Reaksi

Namun, dalam studi Biologi terdapat istilah ‘Respon’ yang biasanya dipakai dalam istilah gerak aksi dalam makhluk hidup-dari unit terkecil (Sel) hingga unti terbesar (Gerak).

Lalu lantas apa hubungannya?

Pernah tahu mengenai tentang sebuah kisah kecoa dan pelayan? Kecoa adalah binatang yang dianggap menjijikkan bagi sebagian orang. Kisah ini bermula dari hanya seekor kecoa yang ada di sebuah piring dari seorang wanita dalam acara pesta makan malam. Ribet yah kata-katanya,sudah seekor-sebuah-seorang J. So, this is the story, check this out…..

Wanita yang melihat seekor kecoa di piringnya dengan spontan menjerit, “ihhhhh, ada kecoa, tolong-tolong!!!”. Dia sangat ketakutan. Lalu, ekspresi dan reaksi yang lebay dari seorang wanita ini, memberikan reaksi yang berlebihan juga bagi orang-orang di sekelilingnya. Dan.. Semakin banyak orang melihat ekspresi ketakutan dari seorang wanita tersebut malah tidak ada yang berinisiatif untuk menyingkirkan kecoa dan cenderung berrekpresi sama dengan wanita tersebut yaitu sama-sama ketakutan. Ibarat wabah penyakit yang menyebar ke semua orang yang hadir dalam acara tersebut.

Lalu, datanglah seorang pelayan wanita dari restaurant yang berusaha menyingkirkan kecoa tersebut. Namun, terlalu lincahnya kecoa yang berlarian kesana kemari membuat orang-orang di sekitar nya semakin ketakutan. Apalagi ketika kecoa tersebut merambat di tubuh si pelayan, semua orang berteriak. Sehingga pelayan butuh kesigapan yang serba ekstra untuk segera menangkap kecoa sehingga tidak menimbulkan keramaian di tengah acara. Dan akhirnya. Kecoa tersebut tertangkap. 

Alhamdulillah.. Hehe

Sebenarnya saya ingin mengingatkan diri saya sendiri dengan apa yang saya pikirkan dan pahami. Dalam hukum Fisika di atas berlaku pada benda mati, yaitu pada saat kita memberikan aksi pada suatu benda, maka benda itu akan memberikan reaksi kepada orang yang memberikan aksi. Kemudian saya korelasikan dalam kaidah bilogi tentang respon. Dan saya mendapat kesimpulan “istilah Reaksi sangat kontras dengan istilah Respon”.

Sebagaimana contoh pelayan, pelayan tidak melakukan reaksi terhadap ketakutan yang disebabkan oleh seekor kecoa. Namun, pelayan melakukan respon dari kejadian yang terjadi karena kecoa. Lain halnya dengan mayoritas orang dalam acara tersebut yang hanya melakukan reaksi karena seekor kecoa.

So, dalam kasus benda mati mengapa disebut dengan reaksi, karena benda mati tidak bisa berpikir dan ber-rasa dengan otak dan nuraninya sehingga langsung memberikan ‘jawaban’ atas aksi yang diterima. Dan alhamduliilah, makhluk hidup diberikan otak dan nurani untuk selalu memfilter terlebih dahulu dan ‘menjawab’ aksi yang diterimanya dengan kata yang disebut RESPON.