Dia. Dia adalah anak laki-laki pemilik
Ruh cerita ini. pemilik semangat dari setiap alur cerita
Saya. Saya adalah seorang seorang
anak perempuan yang dulunya pernah tinggal satu kota dengan Dia.
Tidak ada yang tidak menarik dari
Kota ini. Meskipun tidak ada pantai pasir putih, meskipun tidak ada karang yang
indah di bawah laut. Meskipun tidak ada Bukit yang sejuk di pagi hari. Meskipun
tidak ada dataran tinggi untuk melihat gemerlap lampu kota di malam hari. Kota
ini selalu mempunyai tempat tersendiri di hati setiap penghuninya.
Teriknya panas matahari, Asap
Pabrik juga asap kendaraan bermotor, demo dan kemacetan sudah menjadi makanan
sehari-hari Kota ini. namun Kota ini tidak pernah sepi penduduk, baik penduduk
asli Kota ini yang sudah betah dengan kondisi kota ini maupun pendatang yang
bertahan dengan kondisi Kota karena Kota ini tempat mereka mencari nafkah.
Di sisi lain Kota ini terdapat gedung-gedung
pencakar langit, tiang listrik, pepohonan, rambu-rambu lalu lintas yang tertata
rapi terlihat menyenangkan. Taman - taman Kota yang indah dan terawat selalu
menentramkan hati pengunjung. Lukisan jalanan di Dinding Gedung serta jembatan
tampak apik dan sedap di pandang. Lampion yang menyala di malam hari menghiasi
sepanjang sungai dan pohon-pohon di jantung Kota membuat Kota ini tetap sejuk
dan menarik.
Tunggulah saat pagi datang, saat
matahari bangun dari tidurnya lalu beranjak naik. Saat para siswa dan para guru
mulai bersiap menuju ke sekolah untuk menuntut ilmu dan membagi ilmunya. Saat
para ibu rumah tangga mulai sibuk mempersiapkan kebutuhan suami dan anak-anak
mereka sebelum bekerja dan ke sekolah. Saat para penjual sayur mulai menjajakan
dagangannya. Saat pekerja kantoran dengan dandanan yang super rapi menjemput
hari.
Begitu juga Polisi, Petugas
medis, Pegawai Bank, dan Pelayan masyarakat dalam bidang jasa lainnya memulai
pelayanan. Para mahasiswa tingkat akhir yang sudah sejak semalam atau mungkin
berhari2 tak kenal waktu merampungkan tugas akhirnya. Petugas kebersihan kota
yang baru saja menyelesaikan tugasnya menyapu jalanan.
Bersamaan dengan itu kehidupan
hari ini pun dimulai, sesampainya diujung hari pun tak lupa ditutup oleh senja.
Hari silih berganti dengan rutinitas yang sama tanpa mengurangi daya tariknya,
masih sama menariknya seperti hari kemarin. Namun justru cerita ini baru saja
dimulai tetapi tidak semua cerita semenarik Kota ini.
Cerita ini tentang seorang anak
laki-laki yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di salah satu Perguruan
tinggi ternama di Kota ini. Lulus dengan gelar Cumlaude dan tepat waktu tentu
hal yang sangat membanggakan baginya maupun bagi keluarganya. Tanpa mengajukan
lamaran pekerjaan dia sudah direkrut oleh salah satu perusahan asing. Saat itu
diterima di perusahaan ini saja merupakan hal yang susah. Sementara dia justru
direkrut karena perusahaan ini membutuhkan kapabilitas seperti yang dia miliki.
Keren bukan.
Gilang begitu teman-temannya
memanggilnya. Semasa kuliah dalam organisasi atau himpunan apapun yang Gilang
ikuti, Gilang selalu dipercaya memegang jabatan ketua, pemimpin atau jabatan
apa saja yang merupakan sebutan untuk penanggungjawab dalam organisasi
tersebut. Jangan tanya lagi tentang Kharisma Gilang jika dia selalu dipercaya menjadi
ketua. Secara otomatis banyak perempuan yang manaruh hati pada Gilang.
Paras. Banyak novel dan film yang
mengangkat Tokoh utama mereka dengan kemampuan hebat dan kharisma yang tinggi
namun berparas biasa-biasa saja. Namun banyak juga film dan novel yang
menggambarkan tokoh utama mereka paket komplit. Sudah cerdas, mahir di
bidangnya, berparas tampan pula. Gilang tidak jauh beda dengan tokoh utama yang
digambarkan paket komplit oleh penulisnya. Namun paket komplit yang Gilang
miliki bukan gambaran dari penulis. Hal ini anugerah dari Allah serta Gilang
sendiri yang membentuk dirinya menjadi paket komplit. Jadi sudah tidak
diragukan lagi bahwa Gilang adalah anak laki-laki yang berparas tampan.
Bercerita tentang paket komplit
Gilang lainnya. Gilang bisa disebut olahragawan serba bisa. Cabang olahraga apa
yang Gilang tidak bisa. Mulai dari futsal, berenang, voly, bulu tangkis, tenis,
basket semua dia kuasai. Gilang bukan hanya “bisa” berolahraga, beberapa pertandingan
dan perlombaan pernah Gilang ikuti. Tidak pernah Gilang pulang tanpa membawa
Penghargaan atau Juara dalam pertandingan atau perlombaan yang dia ikuti.
Cerita lainnya yang melengkapi
sehingga Gilang betul2 menjadi paket komplit adalah ia juga penerima Beasiswa
di kampusnya. Beasiswa yang Gilang terima disini karena Gilang meraih IPK di
atas 3,5 sehingga Gilang bisa menerima beasiswa. Semua orang sudah tahu tentang
karisma yang Gilang miliki. Teman-temannya di kampus ataupun teman sekolahnya
dulu. Tetangganya bahkan karisma Gilang pun terdengar sampai pada kolega orang
tua Gilang.
Jika seluruh penduduk Kota tau
tentang paket komplit yang dimiliki Gilang mungkin mereka semua akan iri kepada
Gilang bahkan mungkin membenci Gilang. Hanya saja Gilang bukan pribadi yang
suka pamer akan anugerah paket komplit yang dimilikinya. Dia tetap rendah hati
dengan segala kelebihan dan karisma yang ia miliki. Tetapi tidak berarti Gilang
sampai di titik ini dengan perjalanan yang mulus dan menyenangkan. Bukan pula
tanpa kerikil atau batu penghalang.
Hambatan atau batu kerikil itu
Gilang pernah mengalaminya, Ya. jauh sebelum Gilang berada di titik ini. Sejak
masa mudanya Gilang memiliki banyak teman perempuan yang menaruh hati pada
Gilang, tetapi gilang hanya tertarik pada seorang gadis sampai suatu saat
Gilang pun ingin menjadikan dia sebagai kekasihnya. Meskipun masih terhitung
sangat muda usia Gilang. Namun Gilang sudah berani berkomitmen bahwa Gilang
hanya akan menjalin hubungan dengan seorang gadis untuk yang pertama dan
terakhir kalinya. Sangat muda, ya usia Gilang saat itu baru 16 tahun.
Sarah, begitu panggilan gadis
itu. Hubungan Gilang dengan Sarah dimulai sejak Gilang masih SMA kelas 1 hingga
mereka menjadi mahasiswa. Kampus yang berbeda dan tinggal di Kota yang berbeda
bukan menjadi penghalang buat Gilang dan Sarah karena Gilang sudah berkomitmen
bahwa dia akan menjadikan Sarah menjadi yang pertama dan terakhir.
Suatu saat tibalah saat-saat
dimana Gilang menjadi penanggungjawab dalam sebuah acara ilmiah kampus. Acara
ilmiah ini, bukanlah acara ilmiah yang ecek2
atau main2. Singkat cerita acara ilmiah ini membutuhkan dana yang besar
selain itu menguras waktu dan tenaga semua panitianya termasuk Gilang sebagai
penanggungjawab acara. Sejak ini hubungannya dengan Sarah semakin renggang.
Gilang menjadi jarang mengunjungi Sarah di Kota lain tempat sarah menimba ilmu.
Gilang yang biasanya datang mengunjungi seminggu sekali kini menjadi sebulan
sekali atau bahkan dua bulan sekali. Komunikasi merekapun menjadi semakin
jarang.
Sampai tibalah hari dimana Gilang
mendengar kabar bahwa Sarah sudah bersama dengan laki-laki lain. Gilang
bukanlah orang yang mudah percaya dengan gosip atau kabar burung. Gilang juga
bukan tipe orang yang tidak setia. Selama menjalin hubungan dengan sarah
sekalipun Gilang tidak pernah tertarik atau memberi harapan pada gadis lain.
Detik, menit, hari, bulan
berganti. Akhirnya Gilang memutuskan untuk bertanya pada Sarah mengenai
kejelasan hubungannya dengan Gilang. Sarah pun memutuskan untuk tidak lagi
melanjutkan hubungan dengan Gilang. Baik Gilang maupun Sarah tidak ada yang
benar dan tidak ada yang salah. Masing-masing sudah menyadari dimana letak
kekurangan dan kesalahan mereka atau apa yang terjadi sehingga berakhir seperti
ini.
Keputusan sudah diambil dan
mereka kembali menjalani hari seperti biasa. Meskipun Gilang dilahirkan dengan
paket komplit namun usia Gilang 20 tahun saat mengalami masa-masa sulit itu.
Gilang menghadapi sendirian rasa sakit yang ia alami. Gilang menarik diri dari
teman-temannya. Meskipun Gilang tetap mengikuti organisasi. Setelah tugasnya
selesai ia memilih pulang. Gilang pun memilih untuk tidak pulang ke rumah.
Gilang memilih pulang ke Perpustakaan Kota ini. Perpustakaan Kota ini termasuk
besar dan memiliki fasilitas lengkap.
Gilang menjalani hari tanpa minat
selama kurang lebih satu tahun. Gilang berhasil menutupi kegalauannya dengan
kesibukan yang tetap ia jalani bahkan gilang menambah kesibukannya. Ya kesibukan
adalah cara terbaik melupakan banyak hal, membuat waktu melesat tanpa terasa.
Gilang tetap berorganisasi, mengerjakan penelitian dan kegiatan-kegiatan
lainnya. Gilang mulai bisa beradaptasi dengan perasaannya. Ya Gilang sudah
berdamai dengan perasaannya.
2 tahun berlalu. 2 tahun sudah
Gilang sendiri. Tidak terasa saat ini Gilang sudah tiba di masa-masa
mengerjakan tugas akhir nya. Meskipun teman-teman Gilang mengejek Gilang dengan
sebutan “jomblo” dan sebutan lainnya Gilang sama sekali tidak merasa terejek.
Gilang juga tidak sembarangan menaruh hati pada perempuan. Gilang juga tetap
tidak sembarangan menaruh hati.
Keesokan harinya sahabat karib
Gilang pun mengenalkan Gilang pada teman lama mereka. Rahayu namanya. Sudah
belasan tahun Gilang sama sekali tidak bersua dengan Rahayu. Rahayu pun sedang
kuliah di Kota yang berbeda bahkan di Pulau yang berbeda. Gilang pun sempat
ragu untuk mendekati Rahayu atau membuka hati kembali. Banyak yang mebuatnya
ragu. Gilang sama sekali tidak pernah bertemu dengan Rahayu sebelumnya dan
Gilang pun tidak tahu apakah Rahayu sudah memiliki kekasih atau belum. Selain
itu terkadang Gilang masih bimbang dan ragu ia masih merasakan sakit yang ia
rasakan saat menjalin hubungan beda kota dengan Sarah.
Tugas akhir Gilang selesai dan
Gilangpun diwisuda. Gilang juga sudah bekerja di perusahaan asing yang
merekrutnya. Dan kabar lainnya Gilang juga sudah mulai mengajak Rahayu
berkenalan. Saat perasaan Gilang mulai takut dan bimbang akan terjadi lagi
kesalahan serupa dari masa lalu. Gilang masih mengingat nasihat lama “Apakah
kita akan memilih melupakan atau mengenang semua hal yang menyakitkan” Gilang
juga pernah diberi nasihat oleh gurunya “Orang kuat itu bukan karena dia memang
kuat, melainkan karena dia bisa lapang melepaskan …“ setelah itu Gilang kembali
mantap melanjutkan perkenalannya dengan Rahayu.
Perjalanan Gilang dengan paket
komplitnya sekali lagi tidak selalu mulus dan fasilitas untuk mencapai
tujuannya pun tidak sekomplit anugerah yang ia miliki. Masalah muncul di tempat
kerja Gilang. Goncangan pun terjadi ketika Gilang memutuskan untuk keluar dari
tempat kerjanya karena suasana kerja di Perusahaan asing ini menyebabkan Gilang
tidak bisa beribadah sesuai dengan tuntunan agamanya. Yap benar Gilang dengan
paket komplitnya juga merupakaan seorang pribadi yang taat beribadah.
Goncangan kembali datang ketika
keputusan Gilang untuk keluar dari perusahaannya tidak disetujui oleh orang tua
dan keluarganya. Gilang juga menyadari bahwa tidak mudah untuk mencari
pekerjaan. Gilang juga tidak jumawa bahwa dirinya akan diterima begitu saja
diperusahaan lainnya jika dia keluar dari perusahaan ini. akhirnya gilang pun
berani mengambil keputusan dengan semua risiko yang sudah jelas bagi Gilang.
Gilang pun berhasil meyakinkan orang tuanya bahwa dia akan berhasil.
Keputusan diambil dan kemungkinan
terburuk dari yang dia takutkan pun terjadi. Ya. Menjadi pengangguran adalah
hal yang paling Gilang takuti. Setelah Gilang resign dari perusahaan
asing. Gilang mengajukan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan. Dan hasilnya
Gilang selalu gagal di step terakhir. Sejauh apapun jaraknya, semahal apapun
biayanya, sesulit apapun medannya Gilang tempuh semuanya dengan lapang dada.
Dengan berbekal dari penghasilan kerja di perusahaan sebelumnya. Gilang membagi
pengahasilannya untuk melamar pekerjaan di tempat yang ia dambakan.
Waktu kembali melesat tidak
terasa setahun terlampaui. Bagaimana hubungannya dengan Rahayu? Bagaiamana
kabar Gilang sekarang? Apakah sudah mendapat pekerjaan atau masih menganggur? Pasti banyak yang penasaran
karena cerita Gilang merupakan cerita yang menarik untuk disimak. Kini Gilang
sudah diterima di salah satu perusahaan yang ia dambakan. Perkenalannya dengan
Rahayu pun berlanjut. Meskipun Gilang sama sekali tidak pernah bertemu. Gilang
juga tidak pernah menelpon Rahayu sama sekali. Gilang hanya mengirimkan pesan
lewat telepon seluler atau chat
melalui media sosial. Berbagi kabar dan berbagi cerita dengan Rahayu.
Saat ini Gilang sudah bekerja di salah
satu perusahaan yang cukup besar milik negeri itu. Maksud hati Gilang ingin
mengajak Rahayu menuju ke hubungan yang lebih serius. Namun selama ini Gilang
tidak pernah berterus terang ke Rahayu mengenai perasaannya. Gilang hanya
memberikan kode ketertarikan kepada Rahayu melalui pesan atau chat. Seharusnya kode ini sudah kode
umum yang mana kebanyakan orang pasti sudah tau artinya. Kode yang diberikan
Gilang pun sudah sarat akan makna. Hanya saja Gilang merasa bahwa Rahayu tidak
peka dengan kode sarat makna yang dia berikan.
Sekali lagi Gilang memutuskan
untuk bertanya pada Rahayu. Perasaan yang ia rasakan sama seperti saat ia akan bertanya
pada Sarah dulu mengenai kelanjutan hubungannya. Entah kenapa Gilang merasakan
hal itu padahal ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan Rahayu. Ia juga
tidak pernah menelpon atau mengungkapkan perasaannya secara terus terang.
Gilang juga tidak pernah meminta Rahayu untuk menjadi kekasihnya secara
terang-terangan meskipun Gilang sudah memberikan kode. Yang ada dalam pikiran
Gilang saat ini sesuai dengan nasihat-nasihat orang terdahulu “ lebih baik
mendengar kebenaran meski itu amat menyakitkan daripada mendengar kebohongan
meski itu amat menyenangkan”.
Gilang memutuskan menyampaikan
maksud hatinya untuk menjadikan Rahayu sebagai pendamping hidupnya. Rahayu
belum menjawab namun saat awal2 mereka berkenalan Rahayu pernah bercerita pada
Gilang bahwa dia memiliki teman dekat saat ini. Namun Gilang tetap lebih istimewa
daripada teman dekatnya. Saat Gilang mengatakan bahwa dia akan mengantri pada
Rahayu. Rahayupun menjawab bahwa Gilang berada pada antrian terdepan.
Sayangnya justru cerita Gilang
dan rahayu baru dimulai. Cerita pentingnya baru akan dimulai setelah ini. Cerita
berbeda ternyata dialami oleh Rahayu. Rahayu sempat menjalin hubungan dengan
seorang laki-laki selama 4 tahun. Rahayu hanya yakin pada laki-laki itu saja
dan rahayu pun sepemikiran dengan Gilang. Namun kekasih Rahayu justru jalan
dengan perempuan lain sementara Rahayu masih tetap mempertahankan hubungannya.
Hingga akhirnya Rahayu memutuskan untuk pergi dari kekasihnya.
Gilang masuk bersamaan ke
kehidupan Rahayu bersama Arif. Bedanya Arif satu kampus dengan Rahayu sementara
Gilang tidak. Rahayu tidak bisa melupakan kekasihnya sehingga ia sering
bercerita pada Arif sementara Gilang sibuk mempersiapkan pekerjaannya. Hubungan
rahayu dengan Arif semakin dekat. Hingga tiba waktunya Rahayu kembali pulang ke
Kota asal tidak lain dan tidak Bukan Kota asal Rahayu adalah Kota tempat
tinggal Gilang.
Gilang mendapatkan penempatan di
Kota lain sehingga meskipun Rahayu telah pulang ke Kota asalnya, Rahayu tetap
tidak bertemu dengan Gilang. Suatu hari tanpa sepengetahuan Gilang. Arif
mengunjungi Rahayu di Kotanya. Di Kotatempat Gilang bekerja, perasaan Gilang
tidak karuan. Gilang secara diam2 juga tanpa sepengetahuan Rahayu mengetahui
bahwa Arif berkunjung ke Kota Rahayu. Gilang mulai resah mengapa Arif
mengunjungi Rahayu sementara mereka tinggal di Pulau yang berbeda. Perasaan
Gilang sedih bercampur marah namun Gilang memtuskan untuk tidak memberi tahu
Rahayu.
Sore hari sepulang dari kerja
Gilang memutuskan untuk berangkat menuju ke Masjid Agung terbesar di negeri
ini. Masjid Agung ini terletak di Kota lain dan untuk mencapai kesana
diperlukan perjalanan sekitar 2 jam menggunakan kereta api. Gilang memutuskan
untuk merenung dan berdiam diri di sana. Gilang berangkat dalam kondisi sedih
bercampur marah tapi tidak bisa dilupakan. Malam telah tiba namun Gilang masih dalam
tatapan kosongnya di kereta api.
Malam itu Gilang baru menyadari,
hal yang dia lakukan bukan hanya soal dia trauma akan masa lalu yang terulang
dan bukan soal siapa yang mengkhianati atau siapa yang dikhianati melainkan
soal Gilang sudah menambatkan hatinya pada Rahayu. Entah darimana perasaan yakin
itu muncul bahwa Rahayu adalah orang yang pantas menjadi pendampingnya.
Gilang tidak pernah bertemu
dengan Rahayu jadi tidak mungkin bila Gilang jatuh cinta pada pandangan
pertama. Gilang juga tidak tinggal dalam satu lingkungan dengan Rahayu jadi
tidak mungkin juga Gilang jatuh cinta karena terbiasa. Kini yang Gilang yakini
hanyalah Allah tidak akan salah menitipkan perasaan pada hamba Nya. Malam ini
sekali lagi Gilang ingin memastikan perasaannya pada Sang Pemilik Rasa. Sekali
lagi Gilang ingin bertanya apakah benar Rahayu adalah Gadis yang Allah kirimkan
sebagai pendamping hidupnya.
Enam bulan berlalu, sama seperti
bulan-bulan dan tahun-tahun sebelumnya, waktu melesat tidak terasa. Kini Gilang
dan Rahayu sudah berpamitan dengan kedua orang tua mereka masing-masing. Gilang
dan Rahayu akan berangkat menuju Kota dimana Gilang ditempatkan. Ya mereka baru
saja menikah bulan lalu. Gilang dan Rahayu akhirnya ditakdirkan untuk bersama.
Tokoh utama disini Gilang memang paket komplit. Kebesaran hati dan kesabarannya
juga luar biasa. Ia bersabar akan semua kejadian yang meresahkan hatinya. Kaena
kesabarannya Gilang diberi jawaban sepulang dari masjid Agung dengan semakin
yakin bahwa Rahayu memang ditakdirkan untuk mendampinginya.
Gilang menyadari bahwa tidak ada
perempuan yang sempurna di Dunia ini. Gilang pernah mendengarkan ceramah bahwa
tidak ada perempuan yang sempurna kecuali empat orang yakni Asiyah istri
Firaun, Maryam anak Imran, Khadijah istri Rosulullah, dan Faatimah putri
Rosulullah. Bahkan Aisyah istri Rosulullah pun tidak sempurna. Rahayu pun
begitu ia juga perempuan yang tidak sempurna. Gilang sudah berkomitmen akan
menerima segala kekurangan dan kelebihan Rahayu. Begitupula Rahayu. Ia juga
berkomitmen akan setia kepada Gilang. Menerima segala kekurangan dan kelebihan
Gilang.
Kini Gilang sudah memiliki
Rahayu. Cita-cita Gilang bukan hanya memiliki keluarga yang sukses tapi Gilang
juga ingin menjadi seseorang yang bermanfaat bagi. Gilang mengingat petuah dari
gurunya terdahulu, “Bahwa seseorang yang sukses adalah seseorang yang sukses
keluarganya”. Sukses keluarganya yang dimaksudkan disini adalah sepasang suami
istri yang bisa saling percaya, saling menjaga perbuatan dan ucapan satu sama
lain sehingga tercipta lah keutuhan suatu keluarga.
Gilang mengambil pelajaran bahwa
seseorang yang sukses dalam karir namun tidak sukses dalam keluarga ibarat
lilin. Lilin akan bersinar dalam kegelapan dan menyinari sekelilingnya namun
dia akan meleleh dan habis. Sementara orang yang sukses dalam karirnya karena
sukses dalam keluarganya ia ibarat pohon. Pohon akan tumbuh dan memberikan
kesegaran bagi sekelilingnya, namun pohon akan terus tumbuh dan tidak mati
selama ada air, pupuk serta sinar matahari.
Berakhirnya cerita ini bukan
berarti berakhir cerita Gilang. Gilang dan Rahayu kini akan membuka Chapter
baru dalam kehidupan mereka. Pasti akan ada hambatan baru di kehidupan
mendatang. Pasti Gilang bisa membawa Kapal keluarga kecilnya mengarungi
samudera kehidupan. Itu semua tak lepas dari Paket Komplit kepribadian yang di
anugerahkan kepada Gilang serta karakter yang dibentuk oleh Gilang sendiri
dalam kesehariannya. “tuuuuuuuttttt” bunyi klakson kereta penanda kereta api
sudah sampai di stasiun. Gilang dan Rahayu pun turun bergantian dari kereta. Saat
berjalan keluar dari stasiun Gilang mengenggam erat tangan Rahayu sambil
berseru dalam hati “Alhamdulillah, terimakasih Tuhan!”
Saya
Surabaya, 10 Oktober 2017
Referensi
1. Mas Gilang
2. Ceramah
Ust Hannan Attaki
3. Novel
Tere Liye :
-
Hujan
-
Sepotong Hati Yang Baru
-
Moga Bunda Disayang Allah
-
Tentang Kamu