This is my Personal Blog which share about experience, social life, and knowledge.

Pare, Kediri -Small village in this country-


Sudah 2 minggu saya berada di kota kecil ini. Jika ditanya sudah bisa lancar ngomomg Inggris, saya Jawab Alhamdulillah. Kita semua pasti kabanyakan sudah tahu bahwa kampong yang satu ini sudah terkenal dengan kawasan Bahasa inggris dimana tempat untuk belajar dan berlatih. Namun, yang menjadi sebuah pertanyaan di benak saya waktu itu kenapa kok banyak orang dari seluruh penjuru tanah air yang jauh-jauh belajar Bahasa Inggris itu di Pare? Apakah di masing-masing kota tidak ada suatu lembaga untuk meningkatkan skill dalam berbahasa inggris?

Secara personal niat saya untuk dating di kampong ini adalah untuk mengimprove kemampuan bicara saya. Soalnya pada saat ini saya memiliki kesempatan waktu untuk belajar sambal menunggu jadwal wisuda dan jadwal open recruitment perushaan. Namun apabila ditanya kok Cuma 2 minggu? Cukup? Dengan pertanyaan tajam seperti itu sebenarnya saya gentar. Namun, jawabn saya adalah saya disini mencari ilmu berdasarkan fungsi waktu bukan fungsi hasil hahaha.

Flashback cerita saya pada saat awal kaki menginjak di kota itu, saya mendaftarkan diri di salah satu lembaga di kampong tersebut. Dan anehnya pagi-pagi sekitar jm 9 pagi hari minggu waktu itu terdapat antrian yang panjang gak umum. Saya bersama rekan saya menikmati suasana pagi itu dengan deg-degan karena saya harus melaksanakan placement test di awal. Saya akhirnya mendapat giliran test dengan seorang pengajar yang lalu menguji kemampuan bicara saya. Dan I think my speaking skill is not too bad because I am suggested to take speaking one directly, not from pre-speaking first.

Dan akhirnya saya sampai di sebuah kamar asrama dengan 3 orang teman sekamar yaitu Mr Argin, Mr Eka, and the last is Mr Kabarubun. My roommate is so special. Kenapa? Terlalu beragam masing-masing kisah mereka dalam menekuni bidang akuntansi di Jogjakarta, navigasi kapal di semarang, dan teknik material metalurgi di bandung. Dari mereka saya bisa tahu bagaimana kerasnya hidup di dunia pelayaran, di kota besar seperti Jogjakarta dan kota pedalaman Bengkulu. Mungkin ini merupakan cara Tuhan untuk menambah ilmu dan wawasan saya.

Kehidupan asrama sehari-hari sangat membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Kenapa? Karena jadwal kita padat. Untuk jam asrama sendiri mewajibkan untuk memulai pembelajaran jam 5 pagi di pendopo asrama. Tidak sampai disitu saja, pada kegiatan petang asrama setiap harinya juga mewajibkan ada kelas jam 7 malam dan dilanjutkan dengan kelas begadang untuk pembelajarn lebih detail. Lantas apa yang dilakukan di waktu pagi mulai jam 7 pagi hingga 6 malam? Adalah kegiatan kelas untuk masing-masing program yang diambil. Jika ngmbil semua ya full tapi minimal ngambil program sehari adalah 3 program dan masing-masing program 1,5 jam. Sistem pembelajaran disini termasuk memaksa, yaitu memaksa kita ntuk ngomong dalam Bahasa inggris dalam kondisi apapun di kelas dan di asrama. Kecuali kalo beli makan dengan abang nasgor ya kagak pake inggris lah. Hehe. Selain itu juga di setiap rabu malam ada kegiatan debat dimana masing-masing mempertemukan berbagai asrama.


Don’t learn English, But you must practice English